Bicara film Indonesia dan update seputar bioskop Semarang
Review Film Losmen Melati
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
Kami pikir pernah mendengar Losmen Melati, mengingat latar tempat yang digunakan adalah bangunan jadul. Apakah film lawas yang dibuat ulang lagi seperti kebanyakan rumah produksi yang melakukannya akhir-akhir ini? Ternyata, bukan. Wah, buat penasaran saja.
Misi utama kami yang akhirnya kembali menonton film Indonesia di bioskop adalah bioskop baru yang ada di The Park Mall Semarang. Itu adalah bioskop ke-9 yang hadir di Ibu Kota Jawa Tengah.
Syukurlah, ada film Indonesia yang diputar. Bioskop The Park Semarang menjadikan film Losmen Melati sebagai debut pertamanya film Indonesia di bioskop tempat mereka.
Pengalaman horor yang berbeda
Tidak dipungkiri menyaksikan film asli dari Catchplay Plus yang berkolaborasi dengan Infinite Studios Singapore ini sangat menegangkan.
Seperti diserang dari berbagai arah, semua ketegangan disatukan yang tidak hanya membuat takut juga khawatir. Film berdurasi 92 menit ini sukses membungkus genre horor yang dibalut thriller.
Penonton dibawa dalam satu pertunjukan yang berada di dalam sebuah rumah tua (losmen). Melintasi kejadian tiap kejadian. Mulai darai pembunuhan, penampakan, Pocong, nenek tua, hantu ala Jepang, perampokan, hingga sosok kerasukan yang ujung-ujungnya memiliki kekuatan.
Saat semua disatukan, ini belum berakhir. Sosok Madam Melati yang memiliki karakter kuat menjadi alur cerita sebenarnya. Sosok yang mungkin dianggap abadi karna hidup puluhan tahun di Losmennya.
Cerita lintas waktu
Kami menonton film Losmen Melati dua kali. Yang pertama tadi itu saat rilis pertama di bioskop dan kedua saat road show film Melati di Kota Semarang hari Minggunya, tanggal 19 Maret 2023.
Kami jadi ingat pesan Alexandra Gottardo apabila ingin menonton film Losmen Melatih, jangan sampai terlewat sedetik pun. Jika ingin ke toilet, lakukan sebelum film mulai.
Pesan tersebut karena film Losmen Melati ceritanya bolak-balik antara waktu sekarang dan masa lalu. Saat dimulai, penonton dibawa cerita saat ini atau tahun berlatar 1997. Lalu, dalam perjalanan ceritanya, penonton dibawa ke era tahun 1900.
Berbagai karakter yang masuk ke dalam Losmen memiliki latar belakang berbeda. Dari keluarga yang baru saja berziarah, pasangan muda-mudi yang terperangkap asmara, dan perampok yang tergiur harta yang ditinggalkan tamu-tamu Losmen.
Karakter unik
Selain karakter kuat Madam melati yang diperankan Alexandra Gottardo, kami juga tertarik dengan karakter pemeran Samuel Panjaitan yang berperan sebagai Golok.
Perpaduan karakter antara Madam Melati dan Golok seperti kisah-kisah yang dibuat pada cerita atau film yang bertemakan penyihir. Mereka sangat cocok. Kami menyukai karakter tersebut.
Sosok terakhir yang bakal jadi titik balik film Losmen Melati adalah Kiki Narendra yang berperan sebagai Kusno, dokter lokal yang punya obsesi tidak normal.
Bersambung
Entah apa yang dipikirkan sutradara, Mike Wiluan dan Billy Christian saat harus membagi 2 filmnya. Padahal apabila durasinya diperpanjang hingga 2 jam, sudah cukup membuat penonton mengantri panjang.
Kami tidak ingin membocorkan rahasia ini, tapi mau gimana lagi kala kepuasaan diturunkan setelah memuncak pada waktu tertentu.
Dwi Sasono hanya muncul sebentar sebelum film berakhir. Saat dirasa selesai, penonton diberi bocoran part kedua atau lanjutan berikutnya dari film Losmen Melati.
Mungkin dari sisi pemasaran, sang produser Wike Wiluan, tidak ingin filmnya sekali datang di bioskop-bioskop. Ditambah genre horor yang sedang dalam tahap menanjak.
...
Film Losmen Melati hanya akan membuatmu terperangkap dalam satu tempat, yaitu bangunan tua yang digambarkan terkutuk.
Karena ini film bagian pertamanya atau Part 1, ceritanya semacam perkenalan. Kenalan dengan sejarah Madam Melati, bangunan yang membuat bulu kuduk berdiri karena serem hingga beberapa cerita bagaimana orang-orang yang akan menginap, dipastikan tidak akan pernah keluar. Serem nggak tuh!
Hotel Sakura (rilis 10 Juli 2025) bukan sekadar film horor biasa. Dibungkus nuansa sejarah dan psikologis, film ini mengajak penonton menyelami misteri yang bikin kepala penuh tanya. Di balik atmosfer mencekamnya, ada keunikan budaya dan sentuhan lokal Semarang yang bikin kami, sebagai penonton, merasa dekat sekaligus merinding. Tapi, apakah film ini benar-benar berhasil mencuri perhatian di tengah gempuran film lain? Mari kita ulik! Cerita Lambat, Tapi Penuh Misteri Hotel Sakura berdurasi 1 jam 40 menit, mengusung cerita Sarah ( Clara Bernadeth ), mahasiswi yang diterpa rasa bersalah atas kematian ibunya. Trauma ini mendorongnya mencari cara gaib untuk "bertemu" ibunya kembali, dibantu sahabatnya, Nida ( Taskya Namya ), dan saran misterius dari Aldo ( Randy Martin ). Petualangan mereka di sebuah hotel tua di Semarang membuka gerbang dunia lain, menghadirkan Setsuko, hantu Jepang yang penuh dendam. Sayangnya, alur film ini terasa lambat di paruh awal. Cerita terasa monoton,...
Minggu malam (13 Juli 2025) jadi momen tak terlupakan buat kami. Setelah sekian lama melewatkan kesempatan nonton bareng cast dan filmmaker, akhirnya kami bisa hadir di acara spesial Hotel Sakura di XXI Tentrem Mall , Semarang. Kakatua Pictures dan HERS Production memang tahu cara memanjakan penonton Semarang dengan undangan eksklusif ini. Bukan cuma sekadar menyapa, mereka menjadikan Kota Lumpia sebagai salah satu tujuan tur premier setelah gala di Jakarta. Apalagi, Semarang punya tempat spesial sebagai lokasi syuting film ini, membuat acara ini terasa lebih istimewa. Kami sendiri bisa hadir berkat kejelian menangkap undangan lewat postingan di Threads . Ibarat lomba “siapa cepat, dia dapat,” kami beruntung lolos sebagai bagian dari rangkaian tur ini. Terima kasih, Kakatua Pictures dan HERS Production, sudah memilih kami untuk merasakan atmosfer seru ini! Di Semarang, Hotel Sakura yang rilis pada 10 Juli 2025 hanya tayang di dua bioskop: Mangkang dan DP Mall . Menariknya, ac...
Hollywood memang jadi momok menakutkan buat film Indonesia di bioskop Semarang. Lihat saja nasib Hotel Sakura yang cuma bertahan seminggu di layar! Pertanyaannya, akankah film-film baru yang rilis Kamis, 17 Juli 2025, ini bisa lebih tangguh? Yuk, kita intip empat film Indonesia yang siap menghibur warga Semarang minggu ini. Genrenya pas-pasan, ada horor yang bikin merinding dan drama yang mengaduk hati. Mana favoritmu? Assalamualaikum Baitullah: Drama Religi yang Menyentuh Sutradara Hadrah Daeng Ratu bawa angin segar lewat Assalamualaikum Baitullah, adaptasi novel Asma Nadia yang kental nuansa religi. Berdurasi 101 menit, film ini bukan cuma drama biasa, tapi juga cerita tentang keikhlasan dan pencarian cahaya di tengah kegelapan hidup seorang wanita, Amira (Michelle Ziudith). Siap-siap tisu, karena ceritanya dijamin bikin hati mewek sekaligus tersentuh! Di Semarang, film ini menggila dengan tayang di 9 bioskop! Jumlah ini terbanyak di antara film Indonesia minggu ini, dan b...
Minggu kedua Juli 2025 kembali membawa dilema klasik: film Indonesia berjuang rebut layar di tengah gempuran Hollywood. Kali ini, Superman jadi penutup banyak layar, bikin film lokal harus fight keras. Tapi, tenang, ada empat film Indonesia baru yang rilis Kamis, 10 Juli 2025. Sayangnya, di Semarang, cuma tiga yang kebagian layar. Plus, ada satu film yang hampir terlewat dari radar kami karena tayang super terbatas. Apa saja? Yuk, kita intip! Cuaca Semarang di 10 Juli cukup bersahabat, cocok banget buat ke bioskop. Tapi, ada sedikit miss dari kami—hampir saja lupa masukin satu film yang ternyata rilis terbatas. Dari empat film Indonesia baru, hanya tiga yang tayang di bioskop Semarang. Penasaran? Ini dia daftarnya, plus sedikit bumbu Kofindo buat bikin kamu excited! Hotel Sakura Genre : Horor Durasi : 100 menit Sutradara : Rudi Soedjarwo, Krishto Damar Alam Penulis : Upi Avianto Pemain : Randy Martin, Shindy Huang, Taskya Namya, Clara Bernadeth, Landung Simatupang Studio di Semara...
Kami lagi-lagi ketinggalan kabar kalau cast dan filmmaker film baru datang ke Semarang. Ada saja halangannya buat bisa lihat langsung. Padahal, film yang mampir kali ini bukan sembarang film: Seribu Bayang Purnama, sebuah karya yang mengusung problematika petani dengan misi sosial yang kuat. Yuk, intip keseruan tur mereka di kota kita! Kami baru tahu soal kedatangan tim Seribu Bayang Purnama lewat postingan media sosial pada 4 Juli 2025, sehari setelah film ini rilis perdana. Sayangnya, kami cuma bisa gigit jari karena nggak bisa hadir. Tapi, kami acungin jempol buat tim film ini yang rela tur ke beberapa kota, termasuk Semarang. Pendekatan visit cinema seperti ini selalu jadi favorit kami, soalnya terasa lebih personal dan bikin penonton antusias. Tur promosi mereka digelar di DP Mall XX I, yang lokasinya jelas lebih strategis dibandingkan Bioskop Setiabudi yang juga menayangkan film garapan Ahdi Jamhur ini. Tapi, ada yang bikin kami miris: meski punya misi mulia, Seribu ...
Komentar
Posting Komentar