Merah Putih: One for All – Semangat HUT RI ke-80 di Bioskop Semarang, Worth It Nonton?
Nggak nyangka, film Merah Putih One For All tayang juga di bioskop Kota Semarang. Padahal dirujak oleh netizen sebelum hari rilis. Bahkan, salah satu jaringan bioskop-Cinepolis merilis bahwa mereka tidak menayangkan film berdurasi 70 menit ini.
Menjelang Hari Kemerdekaan ke-80, bioskop-bioskop di Indonesia, termasuk kota Semarang, kedatangan tamu spesial: film animasi lokal Merah Putih One for All.
Film ini bawa semangat patriotisme lewat petualangan anak-anak dari berbagai budaya Indonesia. Tapi, di tengah hype HUT RI, film ini malah bikin heboh karena kualitas animasinya yang jadi sorotan.
Sekilas tentang Merah Putih: One for All
Film yang disutradarai Endiarto dan Bintang ini mengisahkan "Tim Merah Putih", delapan anak dari berbagai daerah di Indonesia (Betawi, Papua, Medan, Tegal, Jawa Tengah, Makassar, Manado, dan Tionghoa) yang ditugaskan menjaga bendera pusaka untuk upacara 17 Agustus.
Tapi, tiba-tiba bendera itu hilang tiga hari sebelum upacara! Mereka pun berpetualang melintasi hutan, sungai, dan badai, sambil menghadapi pemburu burung eksotis. Dengan rating SU (Semua Umur), film ini jelas ditujukan untuk anak-anak dan keluarga. Tapi, apakah cukup seru buat semua penonton?
Tayang Cuma Dua Hari di Semarang!
Di Kota Semarang sendiri, Merah Putih: One for All tayang di DP Mall XXI sejak 14 Agustus 2025. Bioskop yang kami anggap sebagai salah satu bioskop favorit di Ibu Kota Jawa Tengah.
SUDAH KELUAR 📢
— Kofindo (@Kofindo) August 16, 2025
Hari ke-3, Sabtu (16/8), film Merah Putih One For All sudah keluar dari bioskop DP.
Film bertahan 2 hari di Kota Semarang.#Kofindo #Semarang
Namun sayangnya, film ini cuma bertahan dua hari di layar bioskop! Bandingkan sama beberapa film lain yang bahkan cuma sehari tayang, atau malah nggak mampir ke Semarang. Dengan harga tiket sekitar Rp30.000–Rp45.000, sepertinya kesempatan nonton film ini jadi momen langka.
Kelebihan dan Kekurangan
Seperti pepatah bijaksana, punya niat mulia saja tidak akan cukup. Film produksi Perfiki Kreasindo ini eksekusinya menuai banyak kritik. Berikut poin plus dan minusnya:
Kelebihan:
- Semangat Nasionalisme: Cerita tentang persatuan dan kerja sama anak-anak dari berbagai daerah bikin kita bangga jadi orang Indonesia. Cocok buat anak-anak yang mau belajar nilai patriotisme.
- Keberagaman Budaya: Karakter dari berbagai etnis, seperti Betawi sampai Papua, nampilin kekayaan budaya Indonesia. Ini relevan banget buat Semarang yang juga kota multikultural.
- Durasi Ramah Anak: Cuma 70 menit, pas buat keluarga yang bawa anak kecil ke bioskop.
Kekurangan:
- Visual Kurang Maksimal: Animasi film ini dikritik karena kaku, framerate sering drop, dan ada clipping antara karakter dan latar. Banyak yang bilang visualnya lebih mirip pre-visualization ketimbang film layar lebar.
- Audio dan Dialog Bikin Geleng Kepala: Sound mixing bermasalah, musik latar kadang nutupin dialog. Plus, ada toilet humor yang terasa nggak perlu dan dialog repetitif yang bikin penonton bingung.
- Alur Cerita Kurang Nendang: Konflik soal bendera pusaka yang hilang dianggap kurang kuat. Misalnya, kenapa bendera itu spesial? Transisi antar adegan juga sering nggak nyambung.
- Kontroversi Anggaran: Film ini konon menghabiskan Rp6,7 miliar, tapi kualitasnya bikin warganet, termasuk di X, mempertanyakan: “Bujet segitu kemana aja?” Ada juga dugaan penggunaan aset 3D dari internet tanpa izin, yang bikin diskusi makin panas.
Kontroversi yang Bikin Penasaran
Selain kualitas animasi, film ini juga disorot karena proses produksinya yang super cepat (dari Juni sampai Agustus 2025) dan anggaran jumbo. Bahkan, sutradara kondang Hanung Bramantyo ikut komen, bilang visual film ini kayak belum selesai dan nggak layak layar lebar.
Belum lagi, rumah produksi Perfiki Kreasindo jadi misteri karena situs resminya error dan minim info online. Penasaran nggak sih, apa cerita di balik layar film ini?
Layak Dikenang atau Cuma Lewat?
Merah Putih: One for All punya hati yang besar buat ngajarin patriotisme, tapi sayangnya eksekusi animasi dan ceritanya bikin banyak penonton kecewa. Di tengah standar tinggi yang udah dibikin film animasi lokal kayak Jumbo, film ini kayak masih perlu polesan.
Tapi, sebagai produk lokal yang berani tayang di bioskop, tetap ada nilai yang patut dihargai, apalagi buat anak-anak yang suka cerita petualangan.
Jadi, apa pendapatmu? Udah nonton Merah Putih: One for All di bioskop? Ceritain di kolom komentar: seru nggak sih petualangan Tim Merah Putih? Atau malah bikin kamu geleng-geleng kepala? Yuk, share pengalamanmu biar kita ramein diskusi!
Artikel terkait :
Komentar
Posting Komentar