Review Film Pengabdi Setan 2 Communion

Salah satu yang membuat film Pengabdi Setan 2 Communion ini menarik menurut kami adalah ceritanya yang sangat kaya. Semua dijelajahi (eksplore), padahal hanya dalam satu lokasi. Sudah nonton film Pengabdi Setan 2?

Rilis Kamis pertama awal bulan Agustus, film berdurasi hampir 2 jam ini jadi film yang langsung mencuri perhatian. Apalagi genre horor yang memang sedang digilai penonton Indonesia. Masih bilang jadi penonton di rumah sendiri?

*Mohon perhatian, kami bukan kritikus atau reviewer film yang baik. Kami hanya menulis untuk berbagi saja. Sehingga harapan tinggimu datang ke sini bisa saja tidak memuaskan. 

Cerita yang kaya

Kami sendiri tidak kebayang akan menonton hari pertama karena mood menonton yang sulit ditemukan. Ketika ada tawaran menonton kami akhirnya mengambilnya dan sekarang sudah ada di dalam bioskop.

Dengan latar lawas, kita diajak mengunjungi sebuah bangunan apartemen dengan beragam penghuni di dalamnya. Cerita di awal benar-benar membuat bosan dan berjalan datar. Meski ada rasa penasaran juga dan kenapa dikaitkan dengan pemerintah pada saat itu.

Joko Anwar yang menulis cerita sekaligus menyutradarai sepertinya ingin membawa penonton membangun ketakutan secara perlahan-lahan.

Mulai kerasa ketika cerita lama dikaitkan dengan penemuan batu nisan yang digali dekat apartemen. Di sini kita mulai diperlihatkan satu persatu kejadian yang membuat suara orang-orang di samping kami lebih banyak bicara ketimbang menonton.

Musik yang membuat rasa takut semakin intens tidak memberi nafas saat keadaan mulai tidak terkendali. Dan di sini kami mulai menyukai cerita yang benar-benar bermain di setiap lini.

Jadinya, setiap tokoh dalam film memiliki masalah sendiri-sendiri dan puncaknya seperti sedang naik roller coaster yang ada pada jalur paling atas.

Ratu Felisha

Wajah yang lama tidak kami lihat ternyata ikut bermain bersama Tara Basro cs. Sosoknya yang menjadi perhatian banyak pria penggemarnya memberi cerita berbeda.

Entah kenapa saat dia sedang beradegan sholat, mengingatkan kami pada beberapa film bergenre horor lainnya. Mulai kehabisan bahan cerita? 

Sayangnya, karakter yang diperankannya sebagai Tari tidak bisa selamanya penonton ikuti. Padahal kami menyukai dengan parasnya yang tambah semakin cantik.

Sebuah jawaban?

Sejak cerita di awal memperlihatkan sebuah informasi yang akan menjawab keseluruhan cerita, kami pikir ini adalah benang merah yang menjawab dari film bagian pertama.

Tentang mereka yang mencoba memanfaatkan sesuatu yang tidak baik untuk sebuah alasan menyayangi dan melindungi. 

Akibat dari itu semua adalah hal-hal berharga yang terpaksa harus dikorbankan. Sedih malah bila akhirnya orang-orang yang tidak bersalah ikut dalam pengorbanan.

...

Setelah melewati fase datar, kita akan diajak bertualang dari lantai ke lantai. Ditemani kegelapan dan lampu senter, kita akan menguak satu persatu apa yang sebenarnya terjadi.

Tenang, meski tidak ada jeda yang membuat jantung terus berdetak kencang, masih ada tawa untuk bernafas lega. Bayangkan saja, Andai kamu terjebak dalam satu lokasi. Mau keluar tidak bisa karena banjir, mau bertahan tapi didatangi para penghuni dari dunia lain.

Mari kita lihat, sampai mana film ini bisa berbuat?

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tayang Perdana di Kota Semarang, Film Bila Esok Ibu Tiada Sukses Kuasai Seluruh Bioskop

Film Bila Esok Ibu Tiada Jadi Film Box Office Ke-18 Usai Tembus 1 Juta Penonton Dalam 3 Hari Penayangan

Puang Bos, Film Ke-12 yang Tayang Terbatas Tahun 2024

Jadwal Bioskop Semarang: Kamis Minggu Kedua Bulan November 2024, Ada 2 Film Baru dan 1 Terbatas

Foto Oktober 2024 : Banner Film Tebusan Dosa di Jalan Pemuda Semarang