Review Film Akhirat : A Love Story

Isu yang diangkat membuat film bergenre fantasi ini terasa menarik. Ditambah para pemain utamanya yang punya daya pikat. Durasi 112 menit bakal terasa lama, ditambah bagaimana pikiran untuk mencerna keseluruhan tiap bagian cerita. 

Kami beruntung, dapat menyaksikannya lebih awal saat mendapatkan kesempatan dari salah satu radio Kota Semarang, C Radio. Mereka mengadakan nonton bareng jumat malam (26/11). Ya, meski berharap benar-benar datang para pemainnya. Sayang tidak ada tanda-tanda hingga akhir film usai.

Perbedaan

Isu yang sensitif buat mereka yang pernah mengalaminya. Cinta yang bertumbuh harus dihadapkan perbedaan yang besar. Adipati Dolken yang berperan sebagai Timur, berpacaran dengan Mentari yang diperankan Della Dartyan.

Hubungan keduanya langsung ditampilkan kepada para penonton, sehingga mengharapkan mereka menjadin hubungan awal-awal bakal tidak didapatkan. Keduanya terus menyembunyikan hubungan mereka dari orang-orang terdekat, bahkan keluarga.

Kemesraan mereka tidak begitu ditampilkan, namun perbedaan keduanya sangat mudah diperlihatkan. Tidak begitu berat kadarnya, malah terasa sangat hati-hati untuk membicarakan perbedaan keyakinan keduanya.

Konflik dimulai

Hambar, mungkin saja. Fantasi yang diharapkan juga tak begitu membuat perasaan penasaran. Entah apa yang kami pikirkan tentang film ini sebenarnya.

Suasana usai film

Ketika keduanya mulai berpikir serius untuk hubungan, timbul masalah besar yang membuat keduanya menjadi koma seketika. Di sinilah cerita sesungguhnya baru dimulai.

Akhirat love story? Bagaimana kamu berimajinasi di sini? Jangan memasukkan level tontonanmu dengan drama Korea, karena harapan itu pasti gagal.

Kami baru tahu lewat film ini bahwa untuk masuk akhirat pun perbedaan keyakinan menjadi masalah. Karena rasa cinta keduanya besar, Timur dan Mentari melarikan diri dari gerbang akhirat.

Bagaimana rupa malaikat pencabut nyawa? Apakah seseram seperti bayangan kita? Lagi-lagi imajinasi kita diplesetin. 

Saat hubungan keduanya akhirnya resmi menjadi suami istri meski status mereka hanyalah roh, konflik menjadi bagian drama dalam film. Masa sih, dunia roh bisa menikah?

Tulisan kami mulai melenceng karena membayangkan setiap adegan. Yang pasti, di antara keduanya tetap tidak bisa bersama. Termasuk saat akhirnya tersadar dalam dunia nyata sesungguhnya.

Kok jadi horor

Entah apa kami saja yang merasakan bila gambar yang ditampilkan terlalu berlebihan, terutama kulit wajah para pemain yang terasa agak gimana terlihatnya. Apakah ini film beresolusi 4K?

Sejenak tinggalkan konflik Timur dan Mentari yang ternyata tidak rela meninggalkan keluarga meski keduanya resmi menikah (alam roh).

Ada bagian cerita yang entah mau ketawa atau terasa horor. Kala Verdi Solaiman yang sedang berada di pemakaman kala anak-anaknya berdoa untuk dirinya. Ya, ini teman roh juga. 

Saat Verdi memindahkan piring sesaji, anaknya yang memegang fotonya dan duduk di kursi roda sedikit terkejut. Siapa tidak merasa itu horor meski ingin tertawa rasanya.

Kok nangis

Seketika, rekan kami yang juga ikut nonton merasa sedih karena adegannya seperti mewakili. Bila itu terjadi kepada kita, apakah yang dirasakan keluarga yang ditinggalkan?

Itu kena banget ternyata. Beberapa penonton yang kami lihat di sekitar juga terlihat sedih (menangis) saat adegan tersebut. 

Bagaimana perasaanmu saat menjadi roh, keluargamu sedih banget melihat keadaan ragamu yang tak bangun-bangun. Karena kamu hanya bisa melihat mereka, tapi tidak bisa berkomunikasi. Belum siap rasanya meninggalkan semuanya.

...

Hambar, jenuh dan segera ingin cepat berlalu. Mungkin ini yang kami rasakan untuk sebuah film bergenre fantasi Indonesia. Tapi setiap orang pasti berbeda-beda pengalamannya.

Harapan untuk melihat konflik karena perbedaan keyakinan, lalu melihat mereka menyelesaikannya hanyalah angan-angan kami belaka. Apalagi kisah asmara mereka di akhirat kelak? Aduh, kami terlalu jauh juga berimajinasi.

Sebagai tontonan, sebaiknya memikirkan dulu untuk pergi sendiri ke bioskop. Namun dari sisi gambar, dan lainnya, ah sudahlah. Kami bukan bermaksud menyelamatkan film ini, tonton sendiri saja besok tanggal 2 Desember.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tayang Perdana di Kota Semarang, Film Bila Esok Ibu Tiada Sukses Kuasai Seluruh Bioskop

Film Bila Esok Ibu Tiada Jadi Film Box Office Ke-18 Usai Tembus 1 Juta Penonton Dalam 3 Hari Penayangan

Puang Bos, Film Ke-12 yang Tayang Terbatas Tahun 2024

Jadwal Bioskop Semarang: Kamis Minggu Kedua Bulan November 2024, Ada 2 Film Baru dan 1 Terbatas

Jadwal Bioskop Semarang: Kamis Minggu Ketiga Bulan November 2024, Ada 3 Film Baru