Review Film Pintu Surga Terakhir

Pesan yang kuat dibalut cerita yang sederhana penuh makna adalah bagaimana film Pintu Surga Terakhir dihadirkan. Untuk menambah daya pikat penonton, komedian legendaris dipasangkan dengan pasangan yang sempurna di dunia nyata, Roger Danuarta dan  Cut Meyriska.

Strategi film dengan menjual harga tiket hanya 10 ribu rupiah sangat berhasil yang membuat kami tertarik datang ke bioskop. Apalagi di Kota Semarang, bioskop yang diberikan hak khusus menjual tiket cukup jauh dari jarak tempat tinggal kami.

Cerita sederhana

Meski bukan masuk dalam genre religi, film berdurasi hanya 81 menit ini lumayan banyak membawa pesan yang menarik. Terutama judul film itu sendiri yang disampaikan dengan sangat kuat.

Meski mengambil peran yang lebih sederhana, Indro Warkop yang menjadi Ayah dari Cut Meyriska yang berperan sebagai Irma, karakter Om Indro tetap saja menawarkan tawa.

Keduanya diceritakan sebagai keluarga yang hanya tinggal berdua dan sudah kehilangan sosok wanita yang biasanya dipanggil Ibu atau Istri.

Kehidupan sederhana keduanya juga ditampilkan dengan peran si Ayah yang begitu sangat menyayangi putri satu-satunya. Namun dibalik itu, beliau memiliki penyakit yang harus banyak menghindari makanan tertentu.

Irma sebagai anak tentu memberi perhatian lebih karena hanya si Ayah yang menjadi keluarga satu-satunya. Irma juga diceritakan sebagai perempuan sukses yang memiliki butik yang dirintis dari nol.

Menikah

Selama film berlangsung, penonton benar-benar disuguhkan banyak cerita tentang keduanya. Irma bahkan sering kali menolak ajakan lamaran dari banyak pria hanya untuk menjaga si Ayah.

Akhirnya kesan bahagia dan tawa dipertemukan dengan konflik yang menjadi pemanis film dari rumah produksi Falcon Pictures ini.

Roger Danuarta yang berperan sebagai Yusuf hadir sebagai fotografer yang sedang dicari untuk memotret produk-produk dari Butik si Irma.

Pertemuan tersebut rupanya mengembalikan kisah masa lalu mereka saat Sekolah yang pernah dekat. Kami pikir ini akan mulus menjadi pasangan, apalagi mereka juga aslinya sepasang suami istri.

Ternyata tidak sederhana, hubungan yang kembali terhubung tersebut dihadapkan dilema si Irma yang hanya ingin berusaha menjaga si Ayah. Intinya Irma belum siap meninggalkan si Ayah apabila sudah menikah. Jadi jangan harap ada adegan mesra ala-ala drama Korea. 

Pintu Surga Terakhir

Selama ini, kami dan kalian semua tentu sering mendengar tentang Surga berada di telapak kaki Ibu. Bagaimana bila kita ditinggalkan Ibu? Ternyata, pesan pintu surga terakhir adalah bagaimana peran Ayah merupakan kunci untuk si anak yang mengharapkan surga.

Film ini mulai sedikit melelahkan karena urusannya semakin ribet. Yusuf yang sudah menyakinkan diri sebelum pergi ke luar negeri datang ke rumah Irma setelah diberi restu oleh si Ayah. Yusuf melamar Irma.

Di sinilah Irma mulai menunjukkan sisi egoisnya. Perasaannya sebenarnya Irma menginginkn Yusuf, tapi tidak ingin meninggalkan si Ayah sendirian. Padahal kalau dipikir logika, mereka setelah menikah bisa saja tinggal sama si Ayah.

Plot Twist

Akhirnya si Ayah juga yang bertindak untuk menyatukan keduanya. Yusuf yang begitu sempurna, ditambah rajin ibadah adalah menantu harapan yang diinginkan si Ayah.

Kegundahan Irma setelah berkali-kali didorong si Ayah masih juga mental. Dan pada titik tertentu, sikap Irma membuat si Ayah mendadak kena stroke dan harus dibawa ke rumah sakit.

Ketika semua cerita bakal berakhir sesuai pikiran kami, ternyata kami kena plot twist. Irma dan Yusuf akhirnya menikah dengan suasana bahagia. Tamu-tamu yang datang silih berganti dan si Ayah yang juga tak henti tersenyum sumringah melihat putrinya.

Bahagia, senang dan sudah?? Kami pikir begitu. Namun saat sebuah telpon datang dari sahabat Irma yang mengucapkan selamat, ucapan duka cita yang tak terbelesit sebelumnya bahwa si Ayah telah meninggal rupanya menjadi akhir yang meneteskan air mata.

Beberapa detik kemudian setelah mendengar kabar duka yang diucapkan sahabatnya dan posisi Irma yang sedang dalam suasana solat dengan suami dan Ayah, mendadak mata kami melek semeleknya.

Cerita film mundur ke belakang. Ijab qobul saat masih di rumah sakit saat si Ayah masih dirawat dan kenyataan bahwa Ayah sudah meninggal sebelum pesta pernikahan membuat film berakhir dengan kesedihan. Kok jadi horor 😅

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tayang Perdana di Kota Semarang, Film Bila Esok Ibu Tiada Sukses Kuasai Seluruh Bioskop

Film Bila Esok Ibu Tiada Jadi Film Box Office Ke-18 Usai Tembus 1 Juta Penonton Dalam 3 Hari Penayangan

Puang Bos, Film Ke-12 yang Tayang Terbatas Tahun 2024

Jadwal Bioskop Semarang: Kamis Minggu Kedua Bulan November 2024, Ada 2 Film Baru dan 1 Terbatas

Jadwal Bioskop Semarang: Kamis Minggu Ketiga Bulan November 2024, Ada 3 Film Baru