Kalau Pembuat Film Tidak Mau Tayangkan Filmnya di Bioskop, Bahaya Ini

Saat kami membaca artikel kompas dengan judul 'Pembuat Film Disebut Ogah Tayangkan Karyanya di Bioskop karena Kapasitas Dibatasi 25 Persen' maka tidak bisa dibayangkan bila film-film luar negeri yang bakal mengambil alih bioskop. Dilema memang, semoga itu tidak terjadi.

Kami ingat awal-awal bagaimana Kofindo lahir dari rasa prihatin karena tempat duduk bioskop untuk film Indonesia tidak ada peminatnya. Bisa dihitung dengan jari dan bahkan ada yang sangat loyal, meski nonton sendirian.

Kampanye menjadikan film Indonesia sebagai tuan rumah sendiri terus kami sebarkan. Beberapa tahun kemudian, film-film Indonesia mampu menjadi tuan rumah dan kami senang misi kami berhasil. 

Keadaannya sekarang 

Cerita lalu memang berbeda keadaannya dengan sekarang. Dulu semua orang-orang tergerak karena semua ingin yang terbaik. Pembuat film pun juga berusaha untuk membuat karya terbaiknya. Namun sekarang, keadaannya berbeda. 

Pandemi Covid-19 yang datang tahun 2020 memang mengubah segalanya. Bahkan sempat membuat bioskop lumpuh total, alias tutup. Semua orang sedang berusaha, tapi ancaman Covid-19 begitu nyata.

Saat lampu merah sudah berganti hijau, bioskop diperbolehkan untuk dibuka kembali. Kami senang bahwa penantian itu berakhir. Termasuk pemilik bioskop dan karyawan-karyawan yang menggantungkan hidupnya lewat bekerja di bioskop.

Artikel kompas yang dirilis 4 Februari 2021, menuliskan di sana bahwa sebagian para pembuat film kini mulai menayangkan film-filmnya di layanan ever the top (OTTP). Maksudnya seperti aplikasi semacam Netflix, Disney, dan lainnya.

Semua itu karena bioskop yang awalnya dibuka namun dibatasi kapasitas penontonnya hanya 50 persen, sekarang dikurangi menjadi 25 persen. Alasannya tentu karena pembatasan berskala besar (PSBB) ketat.

Jangan sampai

Kami harap, ini tidak sampai terjadi. Selain kehilangan makna kehadiran kami (kofindo) agar orang-orang pergi ke bioskop, lalu bagaimana nasib bioskop ke depannya? Apakah dari sekarang kita sudah harus merestui bahwa bioskop lebih baik tutup saja?

Hingga saat ini kami masih belum mencoba berlangganan Netflix, meski di sana sudah banyak film Indonesia. Tinggal nonton, lalu diulas (review) dan bagikan di halaman ini.

Kami masih optimis dan percaya, badai akan berlalu. Geliat sineas lokal seperti di Makassar yang terus berkarya juga sedang bagus-bagusnya. Jangan sampai mereka akhirnya tumbang, atau memutuskan juga berkiprah di layanan OTTP.

Halaman ini adalah bagian dari rasa kekhawatiran kami saat ini. Beberapa minggu terakhir, sudah tidak ada film Indonesia lagi yang diputar. Semoga kamis minggu depan, sudah ada lagi.

*Buka link Kompas di sini untuk melihat beritanya.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Foto : XXI Cafe Box di The Park Mall Semarang

Dirilis 1 Februari 2024, Film Agak Laen Tayang 71 Hari di Kota Semarang

Jadwal Bioskop Semarang: Selasa Minggu Kelima Bulan April 2024, Ada 2 Film Baru

Film Dua Hati Biru Cinema Visit Semarang

Seperti Apa Suasana di Dalam Cinema 3 di Cinepolis Java Mall Semarang