Review Film Tarian Lengger Maut

Setiap menit, film ini tidak memberikan kami kesempatan bersenang-senang (aktivitas lain). Suasana mencekam dibalut keindahan pemandangan ala pedesaan sudah cukup membuat para penonton terus terdiam. Sayangnya, imajinasi kami gagal mendapatkan kesempatan berkembang.

Hari ini adalah untuk pertama kalinya kami kembali ke bioskop setelah sempat vakum beberapa tahun. Dengan protokol kesehatan, pergi ke bioskop tidak ada masalah. Hanya ribet di awal saat harus tertahan mengisi data diri.

Pembunuh

Film berdurasi 71 menit ini akhirnya menemukan kekurangannya karena terlalu pendek buat kami. Imajinasi atau harapan yang tertera pada judul film membuat kami bertanya-tanya, ini cuma tentang tarian? Bukan menjadi sesuatu yang dapat melawan?

Kami suka cara film ini menampilkan tiap gambarnya

Menit awal, penonton langsung disuguhkan kebenaran sosok sang dokter sebelum pindah ke desa. Sang pembunuh. Kengerian alat-alat kedokteran coba membawa pikiran betapa kejinya sang dokter. Meski gambarannya tidak seperti film luar yang penuh darah.

Della Dartyan

Sepanjang film, sosok pemeran utama wanita ini sangat menarik perhatian. Wajahnya menjadi daya pikat tersendiri diantara sekian cerita yang terasa sederhana.

Terkadang ia terlihat polos, dan terkadang terlihat kejam

Untunglah gambar film ini bukan kaleng-kaleng. Wajah cantik Della Dartyan yang berperan sebagai Sukma terus ditunjukkan dengan penampilannya dalam balutan selendang tarian Lengger.

Lekuk tubuh Sukma bukan saja berhasil membuat tarian Lengger terasa istimewa, tapi juga perasaan setiap laki-laki untuk tidak berhenti menatap.

Selain Della Dartyan, ada sosok Alyssa Abidin juga yang punya waras cantik. Hanya sayang, fokus kami lebih banyak ke sosok Sukma.

Hero?

Sudah ketebak mengapa banyak warga yang mendadak hilang saat dokter Jati pindah dari Kota ke Desa. Entah bagaimana mereka satu persatu sudah tahu-tahu ada di meja ruangan khusus dokter yang membedah jantung mereka.

Patut diacungi jempol sinematografinya

Film ini seolah keji, karena orang-orang yang hilang, jantungnya diambil lalu diawetkan dalam toples. Bahkan seorang anak yang sempat berobat, harus juga jadi korban. 

Saat waktu semakin jauh, ada imajinasi kami yang berpikir bahwa Tarian Lengger yang disematkan kepada Sukma menjadi cerita pahlawan untuk mengungkap skandal terbesar alasan warga yang menghilang.

Sukma yang sempat pingsan, lalu dikejar-kejar oleh dokter di dalam hutan adalah timing yang pas melepaskan roh leluhur yang ada di desa untuk menghancurkan si dokter.

Ternyata tidak juga. Pikiran kami mengambang. Setelah terus menanti-nanti bagaiamana film ini akan diakhiri, lagi-lagi imajinasi kami gagal. 

Lah, si dokter malah selesai dengan sendirinya. Dan Sukma yang berhasil didapatkan setelah lari ke hutan, hanya bisa berteriak-teriak. Dan berakhir sudah film ini.

...

Selain menawarkan ketegangan dari awal hingga akhir, film Tarian Lengger Maut punya mutu gambar yang sangat mumpuni. Kehadiran sosok Della Dartyan adalah nilai tersendiri buat kami. 

Ia sangat memukau sebagai individu karena balutan pakaian pedesaan yang mungkin hanya ditemukan lewat film. Apakah kamu merasa     dirinya mirip Angelina Jolie?

Kami pikir, pesan yang ingin disampaikan dari film ini untuk lebih mengenalkan tarian Lengger sudah berhasil. Ditambah komunikasi yang menggunakan bahasa daerah, terasa manis saat para pemeran berbicara.  

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jadwal Bioskop Semarang: Selasa Minggu Kelima Bulan April 2024, Ada 2 Film Baru

Dirilis 1 Februari 2024, Film Kereta Berdarah Tayang 20 Hari di Kota Semarang

Tayang Perdana di Kota Semarang, Film The Architecture of Love (TAOL) Sukses Kuasai Seluruh Bioskop

Film Kereta Berdarah Tembus 1 Juta Penonton, Jadi Film Box Office Ketiga Tahun 2024

Film Dua Hati Biru Cinema Visit Semarang